PEKANBARU – Jabatan Husaimi Hamidi sebagai anggota DPRD Riau akan berakhir pada 6 September 2024 mendatang. Bagi politisi PPP ini mengabdi ke negara bukan hanya di parlemen saja. Tetapi gagasan dan ide yang disampaikan ke publik merupakan bagian dari pengabdian.
“Banyak orang berlomba-lomba menjadi dewan tapi tidak tahu arahnya. Saya dulu di tahun 2019 saya sampaikan bahwa saya masuk ke dewan ini merobah minimal mewarnai,” ujarnya saat ditanya mengenai langkah selanjutnya usai gagal duduk di kursi DPR RI pada Pemilu Februari lalu, Kamis (15/08/2024).
Husaimi pun mengkritik koleganya di DPRD Riau yang terkesan hanya duduk-duduk saja dan hanya mengejar jabatan saja. Melainkan harus ada yang diperbuat.
“Bagi saya sebagai warga Melayu Riau ada kebanggaan ketika ada karya kita. Kita sudah mampu mengambil pajak PLTA masuk ke Riau. Kita sudah memperjuangkan sekolah Swasta itu dapat BOSDA. Kita sudah mampu menaikkan pajak kendaraan itu dengan cara membikin UP 10 unit, kita sudah perjuangkan DBH sawit,” ucapnya.
Dan terakhir kata dia, pihaknya kemarin sudah mengundang semua perusahaan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dalam rangka menaikkan harga Tandan Buah Segar (TBS) supaya mereka bermitra dengan petani swadaya. Kalau para petani swadaya tersebut tidak mau maka hal itu bukan kesalahannya lagi.
Husaimi mengatakan setelah 10 tahun menjadi anggota dewan dalam waktu dekat ini pihaknya akan melaunching bukunya. Saat ini buku yang akan dilaunching tersebut tengah disusun.
“Sesuatu karya yang sudah kita bikin dan saya sudah mampu bermitra dengan media. Bagi saya terimakasih dengan medialah. Saya dikenal orang banyak karena media.
Banyak orang tak mau diwawancara. Selagi kebaikan untuk Riau kita berikan informasi,” tuturnya.
Bagi politisi asal dapil Rokan Hilir tersebut tak terpilih pun menjadi anggota dewan pihaknya enjoy saja. Alasannya dewan itu adalah amanah, bukan untuk bersenang-senang.
“Kalau amanah itu tidak ada lagi, kita harus siap untuk itu. Karena sekali dalam 5 tahun kita harus bertarung untuk itu,” tukasnya.
Ketika ditanya mengenai kesannya selama 10 tahun menjadi anggota dewan, Husaimi mengatakan dirinya sering dicari-cari orang. Dia juga pernah diminta agar dipecat sebagai anggota dewan.
“Kalau orang menyuruh kita dipecat dari dewan gegara gagasan kita, berarti dia takut dengan kita, iya kan,” ujarnya.
Meski sudah banyak awak media yang sudah mengenal Husaimi, namun bukan berarti tak tak ada oknum wartawan yang membuat dirinya jengkel.
“Ada yang mau nyari, meneror kita agak marah karena blok Rokan. Tapi bagi saya orang yang tak bisa menerima perbedaan itu adalah orang konyol. Perbedaan itu yang kita cari untuk kebaikan,” ujarnya.
Berbeda dengan media kata Husaimi. Ada juga yang meneror dirinya tapi ndak jadi dimuat. Bagi ketua fraksi Gabungan DPRD Riau tersebut, hal itu adalah bumbu-bumbu demokrasi.
“Kalau kita takut dengan ombak jangan berumah kita di tepi pantai. Kalau takut dengan tendangan-tendangan demokrasi, jangan kita ikut politik,” pungkas ketua Pansus Ranperda RPJP DPRD Riau tersebut. (fin)